Taufiq Ismail (1970 )
Sabtu, 21 Januari 2012
Beri Daku Sumba
Di Uzbekistan, ada padang terbuka dan berdebuaneh, aku jadi ingat pada UmbuRinduku pada Sumba adalah rindu padang-padang terbukaDi mana matahari membusur api di atas sanaRinduku pada Sumba adalah rindu peternak perjakaBilamana peluh dan tenaga tanpa dihitung hargaTanah rumput, topi rumput dan jerami bekas rumputKleneng genta, ringkik kuda dan teriakan gembalaBerdirilah di pesisir, matahari ‘kan terbit dari lautDan angin zat asam panas dikipas dari sanaBeri daku sepotong daging bakar, lenguh kerbau dan sapi malam hariBeri daku sepucuk gitar, bossa nova dan tiga ekor kudaBeri daku cuaca tropika, kering tanpa hujan ratusan hariBeri daku ranah tanpa pagar, luas tak terkata, namanya SumbaRinduku pada Sumba adalah rindu seribu ekor kudaYang turun menggemuruh di kaki bukit-bukit yang jauhSementara langit bagai kain tenunan tangan, gelap coklat tuaDan bola api, merah padam, membenam di ufuk teduhRinduku pada Sumba adalah rindu padang-padang terbukaDi mana matahari bagai bola api, cuaca kering dan ternak melenguhRinduku pada Sumba adalah rindu seribu ekor kudaYang turun menggemuruh di kaki bukit-bukit yang jauh.
Label:
Puisi